JURNALPALOPO.COM – Langkah mengejutkan diambil Qualcomm terkait produksi chip untuk Samsung Galaxy S26 Ultra. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini memutuskan untuk sepenuhnya beralih ke TSMC dan meninggalkan Samsung Foundry untuk produksi chipset Snapdragon 8 Elite 2.
Keputusan ini muncul setelah Samsung Foundry gagal memenuhi ekspektasi dalam produksi chip 3nm. Menurut data yang beredar, tingkat keberhasilan (yield) produksi chip Samsung hanya mencapai 20 persen, jauh di bawah TSMC yang mampu mencapai 84 persen.
“Dari 500 chip yang diproduksi dalam satu wafer Samsung, hanya 100 unit yang berfungsi optimal,” ungkap sumber yang familiar dengan situasi tersebut.
Dampak Meluas ke Galaxy S25 Series
Permasalahan rendahnya tingkat produksi chip 3nm Samsung tidak hanya berdampak pada Galaxy S26 Ultra, tetapi juga berimbas pada lini Galaxy S25. Exynos 2500, yang seharusnya menjadi otak Galaxy S25 dan S25+ di beberapa pasar, kini menghadapi kendala serius.
Situasi ini membuka dua kemungkinan:
- Seluruh Galaxy S25 series akan menggunakan Snapdragon 8 Elite
- Samsung mungkin mempertimbangkan MediaTek Dimensity 9400 sebagai alternatif
Snapdragon 8 Elite: Era Baru Performa Smartphone
Sementara itu, Qualcomm baru saja memperkenalkan Snapdragon 8 Elite yang membawa sejumlah terobosan:
- CPU Qualcomm Oryon dengan 2 inti Prime berkecepatan 4.32GHz
- Peningkatan performa CPU hingga 45 persen
- Efisiensi daya 44 persen lebih baik berkat arsitektur 3nm TSMC
- GPU Adreno baru dengan performa 40 persen lebih cepat
- Dukungan ray-tracing hingga 35 persen
- Integrasi dengan Unreal Engine 5.3 untuk pengalaman gaming setara konsol
Kapabilitas AI Terdepan
Snapdragon 8 Elite tidak hanya unggul dalam gaming. Chipset ini dilengkapi NPU Hexagon terbaru yang menawarkan:
- Pemrosesan AI 45 persen lebih efisien
- Dukungan model AI multimodal
- Kemampuan menjalankan tugas AI kompleks secara lokal
Di Indonesia, iQOO 13 akan menjadi smartphone pertama yang mengadopsi chipset revolusioner ini dalam waktu dekat.